Sabtu, 2 Desember 2023, Pkl. 10.00-12.30, PUSPAS KUM diundang oleh Sie. Animasi Misi Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero sebagai pembicara dalam acara Sosialisasi & Dialog Tentang Hasil Sinode II Keuskupan Maumere. Acara ini dimoderatori oleh Fr. Riki Mantero, SVD dan MC oleh Fr. Akri Suhardi, SVD. 200-an Pater, Bruder, Frater SVD memenuhi aula St. Thomas Aquinas.
Acara dibuka dengan doa pembuka, dilanjutkan dengan sambutan Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Dalam sambutannya Pater Dr. Yosef Keladu, SVD menginformasikan bahwa acara Sosialisasi & Dialog Tentang Hasil Sinode II Keuskupan Maumere sesungguhnya datang dari permintaan Para Frater. Para Frater perlu mengikuti perkembangan gereja lokal. Sinode II Keuskupan Maumere merupakan kesempatan untuk bertolak ke tempat yang dalam, ke tengah berbagai persolan pelik yang dihadapi oleh gereja, umat Allah. Beliau mengharapkan moment dialog ini menjadi kesempatan bagi para frater untuk mendapat informasi berbagai persoalan, pemasalahan yang dialami oleh umat di Keuskupan Maumere dan berbagai program yang ditawarkan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Dengan demikian dapat mendorong mereka untuk ikut terlibat ambil bagian dalam menyukseskan berbagai program dan kegiatan yang menjadi rekomendasi Sinode II KUM.
Selanjutnya pemaparan materi: Perjuangan Untuk Gereja Perjuangan (Renstra KUM 2023-2027) yang dibawakan oleh RD. Yanuarius Hilarius Role bersama Tim Puspas KUM. Beberapa pokok pikiran yang diangkat dalam penjelasan: 1) Pengantar: Pastoral Sebagai Praktek Pembebasan, Proses Sinode 2) Arah Dasar pastoral (Visi, Misi & Strategi) 3) Program & Kegiatan (Program: Tujuan, Sasaran, & kegiatan; Struktur kegiatan per program, Suplemen) 4) Organisasi pastoral (Level KUM, paroki, stasi, KBG, Sistem Koordinasi pastoral)
Fr. Riki, SVD selaku moderator menggarisbawahi Sinode adalah inspirasi iman, jembatan rahmat Keuskupan Maumere, berbagai informasi hasil Sinode II KUM telah didapatkan dari pemateri, untuk itu beliau membuka ruang dialog, diskusi umum & Kesepakatan untuk tindak lanjut.
Muncul berbagai pertanyaan dalam dialog ini. Peserta mengangkat realita tingginya angka kemiskinan di keuskupan ini, pasar dikuasai oleh kaum kapitalis, persoalan rendahnya upah buruh, maraknya penjualan tanah. Apa yang bisa dibuat oleh keuskupan dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat? Project apa yang telah dibuat untuk menjawabi 12 masalah yang diangkat dalam Sinode II KUM? Siapa itu pelayan pastoral dan siapa itu fasilitator? Pertanyaan lain pun muncul bahwa Keuskupan Maumere terdiri dari banyak biara, pertanyaannya adalah apa sumbangan biara-biara ini untuk mendukung 7 program yang menjadi rekomendasi Sinode II KUM? Bagaimana konggregasi & seminari terlibat dalam memberdayakan umat di keuskupan ini?
Romo Yoris menjelaskan bahwa radikalisasi kehidupan menggereja di KUM nampak dalam pilihan strateginya: 1) Pemberdayaan Pelayan Pastoral sebagai kelompok inti gerakan dan Komunitas Basis Gerejawi (KBG) sebagai lokus pastoral. Muatan dasar kerja organisasi pastoral menjawabi berbagai masalah pastoral disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki keuskupan. Keuskupan memiliki tenaga pelayan pastoral dari KBG sampai ke tingkat paroki dan keuskupan. Mereka adalah orang baik yang mau bekerja namun tidak semua mereka memiliki kapasitas di bidang pastoral dan teologi. Untuk itu para pelayan pastoral ini membutuhkan pendampingan lanjutan. Beliau mengakui bahwa tantangan yang dihadapi oleh keuksupan adalah selain rendahnya mutu, juga masih kurangnya jumlah para Pelayan Pastoral.
Beliau juga membenarkan bahwa ada banyak biara di keuskupan Maumere. Data terakhir menunjukan ada 53 konggregasi: 37 konggregasi suster religious dan 15 konggregasi imam religious. Namun keterlibatan konggregasi bagi kegiatan keuskupan, masih berkonsentrasi pada formasi ataupun membantu dalam event-event tertentu di keuskupan ini. Sangat diharapkan ke depan biara-biara terlibat dalam kegiatan pastoral di gereja lokal ini sebab masih banyak paroki dengan jumlah umat yang banyak yang membutuhkan pelayanan. Beliau mengucap terima kasih kepada Konggregasi SVD atas sumbangsih sekolah awam yang menghasilkan awam-awam dengan dedikasi total bagi pelayanan umat di Keuskupan Maumere.
Romo Yoris menegaskan bahwa Pastoral Gereja tidak hanya berurusan dengan liturgi atau hal-hal yang secara tradisional dianggap sebagai agama. Komunitas KUM secara sadar hendak melibatkan diri dalam perjuangan manusia dalam semua aspek hidupnya: ekonomi, politik, hubungan sosial, dan budaya. Ada peralihan dari Agama sebagai urusan privat, individual dan hal akhirat, menuju agama sebagai perjuangan kemasyarakatan, bersifat sosial dan yang diinspirasi pembebasan Allah. Komunitas yang eksklusif menuju komunitas inklusif; Politik kekudusan menuju politik kemurahan hati yang menekankan dimensi karitatif dan keadilan secara serentak. Gereja Katolik menjadi lebih radikal, kembali ke akarnya yakni hidup dan pewartaan Yesus.
Akhirnya beliau mengajak para peserta sosialisasi menghidupi semangat sinodalitas, berjuang bersama untuk gereja perjuangan mewujudkan visi Keuskupan Maumere yakni Beriman, Sejahtera, Solider, dan Membebaskan dalam Terang Sabda Allah. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa SVD menjadi biara pertama yang meminta informasi hasil Sinode II KUM, tidak menutup kemungkinan bagi biara-biara lain. Acara Sosialisasi & Dialog Tentang Hasil Sinode II Keuskupan Maumere akhirnya ditutup dengan penyerahan piagam dan cinderamata serta photo bersama.***