Sinode II Keuskupan Maumere di tingkat paroki Lekebai

Setelah melewati tahapan sinode tingkat KBG dan stasi/lingkungan, pada 23-25 Agustus 2022, paroki St. Maria Immaculata Lekebai menyelenggarakan sinode tingkat paroki. Peserta yang diundang untuk mengikuti sinode ini adalah para fasilitator, para pengurus DPP, para ketua stasi dan lingkungan, ketua-ketua KBG, dan para pengurus kelompok kategorial. Namun tidak semua peserta yang diundang hadir untuk mengikuti sinode ini. Kegiatan sinode ini dilaksanakan pada pkl. 08.00-13.00 di aula Paroki St. Maria Immaculata Lekebai.

Kegiatan sinode ini diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh pastor paroki, RD. Yulius Heribertus atau biasa disapa RD. Okto dan diikuti oleh para peserta sinode. Dalam kotbahnya, RD. Okto menegaskan bahwa kegiatan sinode ini merupakan kesempatan untuk mengidentifikasi berbagai persoalan dan masalah yang terjadi di tengah umat sehingga pada akhirnya dapat merumuskan model pastoral yang tepat untuk menjawabi masalah-masalah tersebut. Setelah perayaan ekaristi, dilanjutkan dengan pembukaan sinode yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh pastor paroki.

            Sinode ini dipandu oleh ketua tim fasilitator tingkat paroki Lekebai, RP. Hendrikus Lawi, SDV. RP. Hendrik, SDV mengawali penjelasannya dengan memberikan gambaran singkat tentang tujuan akhir yang hendak dicapai dalam keseluruhan proses sinode ini, yakni menghasilkan dokumen perencanaan. Selanjutnya, ia memaparkan laporan hasil sinode tingkat basis dan stasi/lingkungan. Dari laporannya terungkap bahwa untuk tingkat paroki Lekebai, kegiatan sinode dilaksanakan di 85 KBG (dari 107 KBG), 25 lingkungan (dari 31 lingkungan), dan 8 stasi (dari 10 stasi). Dalam sinode pada tingkat basis dan stasi/lingkungan, peserta yang hadir turut terlibat untuk mengidentifikasi berbagai masalah dalam tujuh program pastoral, yakni pemberdayaan petugas pastoral, pemberdayaan keluarga, pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan politik, pengembangan solidaritas, pengembangan ketahanan warga, pemberdayaan organisasi pastoral, dan lain-lain.

Tim fasilitator sinode tingkat Paroki Lekebai

Berdasarkan laporan dari masing-masing stasi/lingkungan, ada sejumlah masalah pokok yang sedang dihadapi oleh umat paroki St. Maria Immaculata Lekebai saat ini, diantaranya para pengurus KBG/stasi/lingkungan kurang memahami tugasnya dengan baik, anak-anak muda kurang aktif dalam kegiatan Gereja, bapak-bapak kurang aktif dalam kegiatan rohani, penghasilan petani yang tidak menentu, harga komoditas tidak stabil, bantuan pemerintah yang belum merata, masih adanya politik balas jasa, kurangnya perhatian terhadap kelompok rentan, budaya pesta pora, kegiatan pastoral tidak berjalan sesuai dengan kalender kerja paroki, krisis air minum bersih, dan sejumlah masalah lainnya. Masalah-masalah ini terjadi di sejumlah stasi/lingkungan. Sebab-sebab kunci dari masalah-masalah ini adalah kurangnya pembekalan terhadap pengurus KBG/stasi/ lingkungan, kurangnya kesadaran iman, gagal panen dan kurangnya pengetahuan tentang kewirausahaan, sistem ekonomi pasar bebas, pemerintah belum memiliki data yang lengkap dan akurat terkait masyarakat yang harus menerima bantuan, kurangnya tanggung jawab terhadap kelompok-kelompok rentan, merasa gengsi kalau tidak buat pesta, manajemen waktu yang masih lemah, pipa dirusakkan oleh masyarakat, dan sejumlah sebab lainnya.

Pemaparan hasil sinode komunitas

Setelah melihat dan merefleksikan sejumlah persoalan tersebut beserta sebab-sebab kuncinya, peserta sinode diajak untuk mendalami hasil evaluasi terhadap Rencana Pastoral Tahunan Paroki (RPTP) pada tahun 2021. Adapun program yang masuk dalam RPTP mencakup reorganisir kepengurusan, kursus persiapan perkawinan, pembinaan bagi orang tua calon baptis, penerimaan sakramen nikah, penerimaan komuni pertama, penerimaan sakramen baptis, penguatan kapasitas sumber daya petani, sosialisasi untuk mengurangi budaya pesta pora, sosialisasi tentang pupuk Nasa kepada umat, pelatihan ekonomi rumah tangga, pembentukan dan penguatan forum-forum diskusi politik, seminar politik, sosialisasi tentang aksi solidaritas dana geser, sosialisasi dana renovasi gereja, kunjungan arca Bunda Maria ke lingkungan dan KBG pada bulan Mei dan Oktober, perayaan Kerahiman Ilahi, rekoleksi bulanan untuk para imam, diakon, frater, kegiatan tiga raja oleh Sekami, mengaktifkan OMK, pertemuan koordinasi awal DPP/DPS, evaluasi tengah tahun tingkat paroki, evaluasi akhir tahun tingkat paroki, dan pertemuan persiapan komuni pertama. Dari hasil evaluasi terungkap bahwa ada kegiatan yang sudah dijalankan, ada yang sedang dijalankan, dan ada yang belum dijalankan.

            Dalam proses selanjutnya, para peserta sinode dibagi ke dalam tujuh kelompok untuk berdiskusi. Masing-masing kelompok mendalami salah satu program dari tujuh program pastoral yang menjadi fokus perhatian dalam sinode ini. Proses diskusi dalam kelompok dipandu oleh para fasilitator. Dalam diskusi kelompok, para peserta mendalami lebih lanjut masalah-masalah pokok yang dihadapi, melihat sebab-sebab kunci, dan membuat refleksi biblis.

            Setelah melihat, mendalami, dan menganalisis masalah-masalah tersebut, langkah selanjutnya adalah menyusun rancangan tanggapan pastoral. Rancangan tanggapan pastoral ini dibuat dalam bentuk matriks kegiatan yang bisa dijalankan oleh stasi/lingkungan. Matriks kegiatan ini memuat informasi terperinci tentang kegiatan yang akan dijalankan dari masing-masing program pastoral. Matriks kegiatan ini memuat beberapa item, seperti jenis kegiatan, kelompok sasaran, penanggung jawab, waktu, biaya, dan hasil konkret yang diharapkan.            

Di akhir kegiatan sinode ini, RP. Hendrik, SDV selaku ketua tim fasilitator menyampaikan sejumlah informasi penting terkait sinode tingkat keuskupan yang dilaksanakan pada bulan Oktober yang akan datang. Setelah itu, ia menutup kegiatan sinode tingkat paroki ini.

Anda mungkin juga suka...

Artikel Populer