PEMBERDAYAAN PELAYAN PASTORAL: SEBUAH UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MUTU PARA PELAYAN PASTORAL

Pose bersama Tim KP3 dan para Pelayan Pastoral usai pembekalan

Pada Sabtu, 18 Maret yang lalu, Tim KP3 kembali terjun ke lapangan guna memberikan pembekalan bagi para pelayan pastoral. Locus yang menjadi sasaran aksi tersebut adalah Paroki Yohanes Maria Vianey Magepanda. Tim KP3 yang beranggotakan 6 (enam) orang tersebut meluncur ke TKP (Tempat Kejadian Pastoral) menggunakan kendaraan mobil. Ke-6 personil itu adalah RD. Lorens Noi, Saudara Lexi Dino, ibu Yane Rai, bapak Yohanes B. Samson dan bapak Damianus Dewa. Perlu diketahui bahwa pembekalan ini merupakan kegiatan non renpasta atau dengan kata lain di luar rencana pastoral tahunan, tetapi untuk memenuhi permintaan paroki yang bersangkutan.

            Pembekalan dimulai pada pukul 09.30 WITA bertempat di gereja stasi pusat dan dihadiri oleh peserta yang berjumlah 38 orang yang merupakan pengurus Dewan Pastoral Stasi. Turut hadir pula pastor paroki dan pastor pembantu, yakni RD. Polikarpus Sola dan RD. Martin G. Kira yang mendukung penuh kegiatan tersebut.

STRATEGI DAN SASARAN TERKAIT PROGRAM KP3

            Tim KP3 pun memulai aksinya dengan menurunkan personil pertama, yakni Saudara Lexi Dino. Beliau secara khusus membawakan materi tentang pokok-pokok dalam Renstra Pastoral KUM dengan ulasan khusus mengenai program pertama pastoral, yaitu Pemberdayaan Pelayan Pastoral. Strategi dari program ini adalah pemberdayaan pelayan pastoral secara khusus pada tingkat KBG dan pemberdayaan KBG, baik basis territorial maupun kategorial. Tujuan strategi ini adalah terciptanya Pelayan Pastoral yang bermutu, dan oleh karena pelatihan yang berjenjang, berkesinambungan serta bermutu perlu menjadi sasaran utama tercapainya strategi program KP3 ini.

Usai materi tentang Renstra Pastoral KUM, Ibu Yane Rai mengajak para peserta untuk masuk dalam suasana Ice Breaker. Ice Breaker itu sendiri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembalikan semangat peserta training agar tidak bosan dan jenuh atau dengan kata lain, Ibu Yane Rai berusaha mencairkan suasana pertemuan tersebut. Para peserta pun turut ambil bagian dalam ice breaker tersebut dalam keceriaan.

SPIRITUALITAS PELAYANAN: MENJADI PELAYAN YANG DIPENUHI OLEH ROH ALLAH

            Menjadi seorang pelayan butuh kerendahan hati dan kesabaran. Kesabaran dan kerendahan hati seorang pelayan bersumber dari suatu spirit atau Roh yang Kudus dari Allah. “Para pelayan pastoral hendaklah mendasarkan hidup dan karya pelayanannya pada pengaruh dari spirit Allah sendiri, karena dengan demikian mereka akan benar-benar menjadi pelayan yang tidak kenal lelah, selalu gembira dan rela berkorban demi Tuhan dan sesama,” demikian tutur RD. Lorens. Pancaran aura seorang pemimpin dan pelayan umat yang bijaksana dari RD. Lorens Noi membuat para peserta menyimak dengan seksama sambil sesekali mengangguk-anggukan kepala pertanda mengerti dan memahami penjelasan beliau. Pada kesempatan lain para peserta pun tidak segan-segan menunjukkan gelak tawa dan senyum termanis saat mendengar gurauan dari RD. Lorens Noi. Beliau bahkan sempat membuat semacam permainan atau kuis berhadiah dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang tentu saja disambut dengan jawaban dari para peserta, dan bagi mereka yang menjawab benar RD. Lorens secara khusus sudah menyiapkan hadiah. Sungguh menarik.

WAWASAN UMUM TENTANG GEREJA

Materi ini dibawakan oleh bapak Yohanes B. Samson atau sering disapa bapak Samson. Tujuan dari materi ini adalah mengingatkan kembali kepada para peserta tentang pengertian gereja dan siapa itu gereja sebenarnya. Terkait hal ini, bapak Samson menjelaskan bahwa Gereja punya dua (2) pengertian umum, yakni: pertama, gereja dalam arti fisik dalam arti sebuah bangunan atau Gedung yang mana digunakan sebagai tempat untuk beribadah ataupun melakukan kebaktian-kebaktian rohani, dan kedua, Gereja dalam artian suatu kelompok atau sekumpulan orang yang beriman kepada Allah atau seringnya disebut sebagai jemaat (umat Kristiani). Sejalan dengan hal ini, bapak samson pun menjelaskan tentang sifat-sifat gereja, bentuk atau model gereja, serta panca atau lima tugas dari gereja.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) SEBAGAI PELAYAN PASTORAL KBG DAN LINGKUNGAN

            Seorang pelayan pastoral dalam karyanya tidak akan pernah terlepas dari apa yang dinamakan sebagai tugas dan fungsi. Menyadari hal ini, maka para pelayan pastoral perlu diberi pemahaman mendalam tentang tupoksi mereka dalam berpastoral. Bapak Damianus Dewa dalam kesempatannya berusaha menjelaskan dan memberi pengertian tentang tugas-tugas dari PP, khususnya di KBG dan lingkungan. Beliau membeberkan secara terperinci tupoksi dari seorang pelayan pastoral. Tugas pokok dan fungsi ini hendaknya dicatat, diingat, dan diterapkan dalam tugas pastoral di tengah umat.

Pada kesempatan berikut sebelum kegiatan ditutup dengan doa dan santap bersama, Ibu Yane Rai kembali turun dan beraksi untuk kembali menyegarkan semangat dan sekaligus menstimulus otak para peserta agar pembekalan yang telah dilalui dapat diingat dan dijalankan dalam realita kehidupan sebagai seorang pelayan pastoral.

Kegiatan berakhir pada pukul 17.00 dengan sukacita dan dibalut kekompakan dengan pose bersama. Sebelum melanjutkan perjalanan pulang kembali ke Maumere, Tim KP3 menyempatkan diri untuk berdoa dan foto bersama di Gua Maria Watu Wea Magepanda. “RD. Lorens mengajak kami untuk sejenak berdoa kepada Bunda Maria dan beliau mengatakan bahwa hal ini merupakan suatu bentuk penyerahan diri dan seluruh hari kepada Bunda Maria,” demikian ungkap Lexi Dino saat diwawancarai. (Magepanda, 18 Maret 2023**Ito-Puspas)

Anda mungkin juga suka...

Artikel Populer