Setelah beraksi di barat Magepanda, Tim KP3 kini kembali terjun dan beraksi di wilayah timur, Paroki MBC Watublapi pada Kamis, 23 Maret 2023. Beranggotakan 4 (empat) orang, Tim solid ini menuju lokasi menggunakan mobil. Setibanya di TKP (Tempat Kejadian Pastoral), Tim KP3 yang diketuai oleh RD. Lorens Noi dengan anggotanya Saudara Lexi Dino, bapak Dami Dewa, serta Ibu Yane Rai disambut hangat oleh Pastor Paroki RP. Ferdy dan umat yang hadir untuk mengikuti pembekalan tersebut.
Kegiatan dimulai pada pukul 09.30, bertempat di aula paroki dan dihadiri oleh peserta yang berjumlah 142 orang. Jumlah yang terbilang banyak ini merupakan umat yang menjabat sebagai pengurus di tingkat KBG, Lingkungan, Stasi, dan DPP. Kegiatan kemudian dimulai dengan doa sebagai bentuk ajakan kepada para peserta untuk bersyukur dan mohon penyertaan Roh Kudus dalam pembekalan tersebut.
- PENEGASAN KEMBALI TENTANG RENSTRA DAN PROGRAM P3
Materi dimulai dengan Strategi dan Sasaran terkait Program KP3. Pada bagian ini Saudara Lexi Dino menjelaskan hal-hal terkait progam KP3 yang tercantum dalam Renstra Patoral Sinode II KUM. Para pelayan pastoral yang hadir diajak untuk mengetahui dengan baik maksud dan tujuan dilaksanakan program tersebut. Saudara Lexi Dino menegaskan kembali tentang Renstra yang kemudian secara khusus membawa umat pada pemahaman tentang program Pemberdayaan Pelayan Pastoral. Keberhasilan program ini juga turut mendukung tercapainya visi misi KUM. “Seturut Renstra, maka program pemberdayaan ini haruslah dilakukan di tingkat Paroki sekeuskupan Maumere agar tidak menjadi suatu konsep atau teori belaka. Oleh karena itu, terhadap pelayan pastoral yang mendapat pembekalan amat sangat diharapkan untuk melakukan aksi nyata setelah pembekalan ini diterima. Apalah daya pembekalan tanpa aksi nyata di tengah umat,” demikian tutur Lexi Dino. Ia kemudian menghantar umat untuk masuk dalam pemahaman tentang spiritualitas pelayanan.
- SPIRITUALITAS PELAYANAN: MELAYANI DENGAN PENUH SUKACITA
Sesi berikut dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh RD. Lorens Noi, yakni Spiritualitas Pelayanan. Pelayan Pastoran adalah orang-orang terpilih yang diutus untuk melayani umat Allah. Setiap bentuk perutusan membutuhkan spiritualitas atau daya, semangat dalam pelayanannya. Pelayan Pastoral hendaknya melanjutkan tugas pelayanan Kristus di tengah dunia sebagai nabi, imam, dan raja dengan semangat yang satu dan sama, yakni bersumber dari Roh Allah. Dalam spirit untuk melayani, para pelayan pastoral sudah tentu dipenuhi cinta kasih, pengorbanan, kerendahan hati dan penuh kegembiraan serta sukacita.
- SEKILAS TENTANG GEREJA
Sebelum beralih ke materi selanjutnya, Ibu Yane Rai mengajak para peserta untuk sejenak masuk dalam ice breaker (mencairkan suasana dengan yel-yel untuk mengembalikan semangat). Materi kembali dilanjutkan oleh Ibu Yane Rai yang secara terurut menjelaskan pengertian gereja dalam arti bangunan, tempat ibadah dan gereja sebagai persekutuan umat Allah, sifat gereja, bentuk gereja dan lima tugas gereja. Di akhir materi, Ibu Yane mengajak mengajak para peserta untuk kembali semangat hingga akhir.
- TUGAS POKOK DAN FUNGSI PELAYAN PASTORAL
Setiap bentuk pekerjaan pasti memilki tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Terkait hal ini, bapak Dami Dewa mengajak para peserta untuk mengetahui tugas dan fungsi mereka sebagai pelayan pastoral pada tingkat KBG, Lingkungan, Stasi, dan DPP. Kepada peserta diharapkan untuk menjalankan tugas dan fungsi mereka masing-masing dengan sebaik mungkin dengan semangat pelayanan yang dinaungi Roh Allah.
Kegiatan pembekalan ini berakhir pada pukul 17.00 WITA. Hingga usai pembekalan antusias peserta amat sangat terasa. Pater Ferdy (pastor paroki) mengatakan demikian, “umat punya kerinduan dan kemauan untuk berubah.” Perubahan akan terjadi jika pelayan pastoral mendedikasikan diri dengan sungguh dalam aksi nyata pelayanan di tengah umat. (**Ito-Puspas’23)