Langkah Awal Bersejarah: Peletakan Batu Pertama Gereja Paroki St. Gabriel Waioti Keuskupan Maumere

 Pada Jumat, 12 Juli 2024, Peletakan batu pertama Pembangunan Gereja Paroki St. Gabriel Waioti berlangsung dengan penuh khidmat. Rangkaian acara diawali dengan penyambutan Mgr. Edwaldus Martinus Sedu yang diiringi dengan tarian tradisional. Setelah itu, dilanjutkan dengan ibadat peletakan batu pertama, yang menggambarkan keyakinan bahwa manusia hanya bisa memulai sesuatu secara kecil dan sederhana, sementara dalam Tuhan terletak segala kesempurnaan dan mahkota terindah bagi sebuah bangunan.

Ibdat Peletakan Batu Pertama Gereja St. Gabriel Waioti

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tamu penting, di antaranya Bapak Adrianus Firminus Parera, SE, M.Si selaku Penjabat Bupati Sikka, Wakil DPR Kabupaten Sikka Bapak Alfridus Aeng, perwakilan dari Kementerian Agama Bapak Romanus Woga, pimpinan biara, serta para undangan dan umat Paroki St. Gabriel Waioti. Perayaan dimulai pada pukul 10.00 WITA dan dipimpin oleh RD. Martin G. Kira, Pastor rekan Paroki St. Gabriel Waioti bersama Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pastor Paroki St. Gabriel Waioti RD. Laurensius Noi, dan Diakon Viknesh, MGL.

PJ Bupati Sikka bermsa Tamu undangan menghadiri Acara Pelatakan Batu Pertama Gereja Paroki St. Gabriel Waioti

Dalam homilinya, Pastor Paroki St. Gabriel Waioti RD. Laurensius Noi menyampaikan beberapa poin penting, termasuk pesan dari kitab suci yang menggambarkan Yesus sebagai “Batu Penjuru”. Ia menekankan bahwa batu yang dibuang oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi telah menjadi batu penjuru yang menyatukan semua batu lainnya dalam kesatuan yang tak terpecahkan.

RD. Laurensius Noi Saat Memberikan Homili

RD. Laurensius Noi juga mengajak umat untuk tetap percaya dan mengandalkan Yesus sebagai “Batu Penjuru” dalam memulai pembangunan rumah rohani ini. Ia mengingatkan bahwa kita semua adalah “batu-batu hidup” yang harus bersatu dalam iman dan rendah hati. Tiga poin utama yang disampaikan oleh RD. Laurentius Noi adalah:

1. Tetaplah Percaya kepada Yesus: RD. Laurensius menekankan pentingnya tetap percaya dan mengandalkan Yesus sebagai “Batu Penjuru” yang menyatukan umat dalam memulai pembangunan Rumah Rohani ini. Ia mengingatkan bahwa dalam jatuh bangun dan suka duka, umat harus tetap percaya kepada Yesus sebagai Juru Selamat.

2. Kita adalah “Batu-batu Hidup”: Beliau menggarisbawahi bahwa setiap individu adalah “batu hidup” yang harus bersatu dengan batu hidup lainnya dalam iman dan kerendahan hati. Semua umat, dari berbagai latar belakang dan profesi, diharapkan berkontribusi dalam pembangunan Rumah Rohani ini.

3. Bangun Rumah Rohani karena Ekaristi: RD. Laurensius mengingatkan bahwa pembangunan gereja ini adalah karena perintah Yesus dalam Ekaristi yang diadakan pada Perjamuan Akhir. Ia mengajak umat untuk mengenangkan Yesus setiap kali merayakan Ekaristi, sebagai landasan utama dalam membangun Rumah Rohani.

RD. Laurensius Noi Saat Memberikan Homili

Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemberkatan tujuh batu yang menjadi simbol dari tujuh sakramen dan tujuh karunia Roh Kudus. Mgr. Edwaldus Martinus Sedu memberkati batu-batu tersebut serta lokasi pembangunan gereja. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, diikuti oleh Penjabat Bupati Sikka, Wakil DPR Kabupaten Sikka, perwakilan dari Kementerian Agama, Pastor Paroki, Ketua Panitia, dan suster-suster komunitas biara.

Peletakan Batu Pertama Oleh Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Uskup Maumere

Setelah ibadat selesai, acara dilanjutkan dengan serah terima gambar desain gereja dari tim teknisi kepada Pastor Paroki St. Gabriel Waioti, pembacaan sumbangan umat, sambutan-sambutan, dan lelang lagu. **Dony

Anda mungkin juga suka...

Artikel Populer