Penyegaran Tentang Peran Dan Tugas Koster
Serta Pembekalan Dalam Mempersiapkan Pekan Suci Oleh Biro Liturgi
Biro Liturgi KUM beserta anggota terkait mengadakan penyegaran dan pembekalan bagi para koster. Kegiatan penyegaran rohani ini dibuat selama 3 hari: Selasa, Rabu, Kamis (28 – 30 Maret 2023) untuk 9 TPAPT yang dibagi dalam 3 kelompok, yakni sebagai berikut:
- Selasa, 28 Maret : TPAPT Tana Ai, H2B, KWK
- Rabu, 29 Maret : TPAPT HALOKELI, KOTA, MAPA
- Kamis, 30 Maret : TPAPT NIKONEWA, BLESIT, LIO
Total peserta yang hadir selama 3 hari ini berjumlah 138 orang dari 32 paroki dan 7 paroki tidak ambil bagian dalam kegiatan ini. Narasumber yang membawakan materi adalah RD. Martoni Tangi, RP. Bernardus Boli Udjan SVD, RP. Yanto Ndona, O. Carm, dan Sr. Stefania, PIJ. Kegiatan ini dipandu oleh bapak Geradus Paga selaku moderator acara.
TUGAS, FUNGSI DAN PERAN SEORANG KOSTER
Materi ini dibawakan oleh RD. Martoni dan RP. Boli Udjan yang mana keduanya membahas hal yang sama seputar tugas dan peran koster. RD. Martoni menjelaskan secara umum tentang tugas dan fungsi koster sebagai pelayan dan pelancar kegiatan liturgi. Koster juga memegang tugas sebagai cleaning service dalam artian memperhatikan kebersihan gereja, panti imam, dan lain sebagainya. “Koster itu punya tugas penting, karena mereka adalah Penjaga Pintu”, demikian tutur beliau.
RP. Boli Udjan memulai penjelasannya dengan mengajak para peserta untuk mengerti arti kata Koster secara etimologis. Selanjutnya, Pater boli menjabarkan tentang peran dan tugas seorang koster. “Tugas dan peran yang diemban seorang koster berkaitan dengan sakristi, sumur suci, imam (pelayan tertahbis), sakramen-sakramen, dan sakramentali (pemberkatan-pemberkatan), dan kurban kudus (Ekaristi). Koster berperan memelihara, menjaga, menyiapkan tempat, memperhatikan barang-barang kudus dan perlengkapan misa dalam sebuah liturgi ekaristi,” demikian tuturnya.
Koster adalah orang pertama yang masuk dalam gereja dan paling akhir keluar dari gereja. Koster adalah pemegang kunci gereja. Pater Boli juga memberikan pendasaran dalam pedoman umum Misale Romawi no. 73, terkhusus untuk koster. Secara rinci tugas dan peran koster adalah mengetahui, mengenal, dan menghafal nama-nama dari peralatan dan perlengkapan liturgis. Hal ini bertujuan agar koster dapat mengetahui dengan baik daftar alat dan perlengkapan sehingga memudahkannya untuk berkomunikasi dengan pelayan pastoral yang lain.
DEKORASI ALTAR DAN TATA RUANG LITURGI
Dekorasi altar dan tata ruang liturgi merupakan bagian yang memiliki fungsi yang penting. Tujuan utamanya adalah memperindah ruang dan altar dalam gereja. Namun, yang menjadi catatan penting adalah bahwa kedua hal di atas bukan menjadi yang utama dalam suatu perayaan liturgi. “Dekorasi altar membantu memperindah panti imam dan bukan menjadi fokus utama dalam suatu perayaan liturgi, karena yang seharusnya menjadi pusat adalah altar bukan hiasan-hiasan yang ditata”, tutur Sr. Stefania. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan dalam hal dekorasi adalah kesederhanaan yang luhur, tidak berlebihan, memperhatikan kepantasan. kualitas, keasliannya, dan bentuk ruangan itu. Hal ini diperlukan agar fokus umat tidak teralihkan oleh dekorasi atau tata ruang altar, melainkan pada perayaan liturgi. Seorang dekorator harus memahami unsur dekorasi, yakni mendukung dan menopang umat agar masuk dalam suasana doa serta mengalami kehadiran Allah dalam perayaan liturgi.
PEMBEKALAN PERAYAAN PEKAN SUCI
Dalam rangka mempersiapkan perayaan Pekan Suci, Pater Yanto Ndona, O. Carm. memberikan materi terkait hal-hal teknis dalam perayaan Pekan Suci sesuai ketentuan dalam Tata Perayaan Ekaristi. Beliau juga menjelaskan tentang makna setiap perayaan dengan tujuan agar semua orang dapat mengerti dan meresapi perayaan ekaristi dengan lebih mendalam. Sudah tentu hal ini sangat dibutuhkan oleh koster untuk mengetahui, memahami dan mempersiapkan dengan baik perayaan pekan suci di paroki masing-masing. Adapun beberapa hal yang ditanyakan oleh peserta, baik itu tentang tugas dan peran koster maupun tentang perayaan pekan suci. Para pemateri berjibaku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menaggapi satu dua problem yang dialami oleh para koster.
Terhadap para koster diberi himbauan dan juga harapan agar dapat mengetahui, mengerti dan memahami tugas dan perannya sebagai koster dan menjalankan tugas serta peran tersebut dengan baik, tetap setia dalam semangat pelayanan.
Yang hadir dalam kegiatan kali ini adalah utusan koster 32 paroki dari total 38 paroki dan 1 kuasi paroki, sedangkan yang tidak sempat mengirimkan utusannya berjumlah 7 paroki, yakni koster dari paroki Habibola, Halehebing, Kloangpopot, Kewapante, Sikka, Bu Nuaria, dan paroki Uwa. Jumlah peserta dalam 3 hari kegiatan ini mencapai 138 orang yang terdiri dari para koster paroki dan juga para calon biarawan/wati dari beberapa kongregasi yang sempat mengirimkan utusannya.
Beberapa koster yang dihubungi pada kesempatan itu memberikan kesaksian bahwa kegiatan ini sangat membantu mereka dalam tugas dan pelayaan mereka. Om Delinus dari Paroki St. Thomas Morus bersama dengan beberapa koster lainnya bersaksi bahwa setelah hampir dua puluhan tahun menjadi koster di paroki, baru kali ini mereka mendapat kesempatan istimewa untuk mengetahui bersama tugas dan arti mereka dalam tatanan liturgi gereja. Mereka sungguh merasa diperhatikan. Hal yang sama disampaikan oleh Romo Yoris selaku sekretaris PUSPAS Keuskupan Maumere. Beliau berharap semoga di waktu yang akan datang para koster yang belum bisa hadir dalam kegiatan ini agar dapat menyempatkan diri untuk hadir sebagai suatu kesempatan untuk menimbah pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang koster. (**Ito-Puspas’23)
Para Pemateri Biro Liturgi